KEARIFAN LOKAL DAN PENGEMBANGAN EKOLOGI MASYARAKAT ADAT BALI AGA

Authors

Husnul Qodim
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Keywords:

Ekologi, Adat Bali, Lingkungan, TEK

Synopsis

Isu lingkungan dalam konteks pemanasan global, telah menjadi perhatian seluruh umat manusia dalam mengatasi permasalahannya. Masalah tersebut terjadi di antaranya karena adanya perubahan alih fungsi lahan yang dilakukan oleh manusia secara besar-besaran. Sehingga, fungsi-fungsi tanaman dalam menyerap curah hujan tidak maksimal, dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya bencana kemanusiaan berupa banjir, longsor, dan tanaman-tanaman endemic yang hilang karena digantikan dengan tanaman monokultur tidak memiliki fungsi yang maksimal dalam menyerap polusi. Dengan demikian, dunia telah mengalami apa yang disebut sebagai krisis ekologi.
Pada awalnya model pengetahuan ekologi tradisional (TEK), dianggap sebagai cara yang kuno atau tertinggal dalam bidang pengelolaan sumber daya alam. Namun, pada akhirnya model yang dianggap tertinggal ini pulalah yang menjadi benteng terakhir dalam mengatasi bencana krisis ekologi, seperti pemanasan global. Pengetahuan tradisional masyarakat mengenai sistem zonasi, fungsi-fungsi pohon endemic, dan pemeliharaan aneka hayati, telah terbukti ampuh dalam memelihara ketahanan pangan dan lingkungan yang tetap sehat bagi manusia. Tradisi menjaga hutan dengan berbasiskan pada kearifan local ini masih dipraktikkan oleh masyarakat adat Bali Aga seperti Pegringsingan dan Terunyan. Bagi masyarakat yang menetap di Pegringsingan, misalnya untuk memanfaatkan kayu haruslah menunggu pohon yang akan digunakannya mati terlebih dahulu, dan itu pun harus berdasarkan persetujuan musyawarah antara pemangku adat dan desa. Tidak hanya cukup di situ saja, bila sudah disetujui pun, harus dilakukan upacara yang cukup panjang agar kayu dari pohon yang telah mati, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Buku ini merupakan hasil dari proses penelitian yang secara langsung terlibat dengan masyarakat adat Bali Aga dalam memelihara hutan berbasiskan kearifan local. Temuan-temuan yang didapatkan bahwa, sentuhan teknologi modern dalam bidang pertanian di desa Terunyan (salah satu desa adat Bali Aga), telah terjadi cukup lama. Sehingga, sistem subak dalam mengatur pengairan tanaman tidak terjadi lagi dengan digantikan oleh pompa mesin. Selain itu, penggunaan pupuk kimia juga sudah dilakukan di Terunyan. Hal ini pulalah yang menyebabkan pengetahuan tradisional dalam hal ekologi, mulai memudar di desa adat Terunyan. Berbeda dengan yang terjadi di desa adat Bali Aga Pegringsingan. Dimana pengetahuan tradisional mengenai ekologi masih terjaga, dan praktik pengelolaan lingkungan berbasis kearifan local pun tetap kuat. Pengetahuan ekologi tradisional (TEK), terwariskan dengan baik sampai saat ini. Hal itu didukung dengan adanya aturan adat yang cukup kuat, berupa awig-awig yang mengatur tata ruang dan sistem pertanian. Dengan adanya awig-awig ini pengetahuan masyarakat mengenai fungsi tanaman obat-obatan, membaca musim, dan ketahanan pangan dari hasil hutan masih terpelihara. Semoga buku ini dapat membantu untuk memelihara kesadaran atas semua perubahan iklim yang terjadi. Selamat membaca!

Published

September 1, 2022