Haqiqat al-muhammadiyah (Penyucian jiwa perspektif thariqat al-Tijaniyah)

Authors

Dadang Ahmad Fajar
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Synopsis

Persoalan penyucian Nafs (jiwa) merupakan persoalan penting dalam rangkaian disiplin pengamalan ajaran Islam. Terutama saat memahami manusia. Jiwa dianggap sebagai salah satu unsur organ ruhani yang berwujud imateril. Akan tetapi keberadaannya berpengaruh pada organ fisik yang berwujud materil. Kulminasinya pada aspek perilaku. Wajar, jika jiwa dibahas bertujuan untuk memahami tingkah laku manusia. Dan pendapat mengenai teknis penyucian jiwa, akan dipengaruhi oleh latar belakang pemikiran spiritual tentang jiwa itu sendiri. Dan disesuaikan sesuai dengan latar belakang tarekat masing-masing.Termasuk didalamnya yang dikemukakan Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Tijani dalam thariqat al-Tijaniyah. Saat banyak perbedaan pemahaman proses penyucian jiwa, muncul sosok pemikir yang mengemukakan idenya lebih komprehensip, yakni Syaikh Ahmad al-Tijani. Bertolak dari kulminasi pemikiran terpadu antara filosof, psikolog dan sufi menguak tabir penyucian jiwa yang dianggap cukup rumit. Ahmad al-Tijani ingin menampilkan cara penyucian jiwa yang berbeda dengan para muassis al-thariqat lainnya. Bahkan menguraikannya dengan memperhatikan berbagai pendapat yang kontroversi menjadi sebuah kesatuan yang utuh. Beliau menunjukkan efektifitas pemahaman terhadap haqiqat al-Muhammadiyah sebagai salah satu cara untuk menyucikan jiwa, melalui pendekatan pemahaman dan riyadhahshalawat al-fatih dan jauharatu alkamal. Pada akhirnya Ahmad al-Tijani memberikan alur, bahwa kepentingan pemahaman haqiqat al-Muhammadiyah dalam proses penyucian jiwa dalam raga manusia, sebagaimana pentingnya perhatian terhadap organ lainnya (seperti akal, ruh, qalb dan sejenisnya) dalam badan. Maka manusia akan berubah statusnya, sesuai dengan manajemen yang diperlakukan atas jiwa, termasuk dalam proses penyucian jiwanya. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah, untuk lebih memahami teknis penyucian jiwa dalam pemahaman para pemikir terdahulu. Kemudian dibandingkan dengan konsep yang ditawarkan Ahmad al-Tijani sebagai salah satu sosok pemikir muslim berlatar belakang sufi. Dan sesudahnya muncul kejelasan tentang proses penyucian jiwa melalui pendekatan pemahaman haqiqat al-Muhammadiyah. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode analisis deskriptif, menekankan pada sisi fenomenologi. Penulis berharap, konsep penyucian jiwa yang telah dikemukakan Ahmad al-Tijani, menjadi bahan kajian umat Islam disamping produk pemikiran filosof barat, psikolog, sufi dan mufassir sebelumnya, yang banyak dianut oleh para ahli tharekat umat Islam. Dan pemahaman Syaikh Ahmad al-Tijani, menjadi khazanah pemikiran dalam Tasawuf dan Ilmu Jiwa dalam ajaran Islam

Published

December 8, 2021

Categories