Logika Toleransi Beragama Menurut Persfektif Masyarakat Perkotaan Di Kota Bandung

Logika toleransi beragama sebagai konsep pokok merupakan cara berpikir orang-orang yang berbeda agama yang diungkapkan melalui ucapan secara rasional, kritis, kreatif, sistematis, etis dan dapat dimengerti tentang pentingnya hidup bersama di antara kelompok yang berbeda. Penelitian dan upaya sosialisasi toleransi beragama terus dilakukan oleh berbagai pihak. Toleransi beragama sudah dilakukan di Indonesia sejak program toleransi didengungkan pemerintah pada tahun 1960-an melalui kajian agama secara akademis. Tuntutan sikap saling menghormati, saling menghargai dan bekerjasama di antara kelompok yang berbeda termasuk perbedaan dalam beragama masih terus diupayakan di masyarakat yang bersifat heterogen. Pada masa orde baru dikenal dengan trilogi kerukunan- rukun intra agama, rukun antar agama dan rukun umat beragama dengan pemerintah. Sikap toleransi itu dikembangkan menjadi moderasi beragama akhir-akhir ini setelah duapuluh tahun reformasi.

Buku ini ditulis atas dasar keprihatinan penulis terhadap kondisi cara beragama di Jawa Barat yang dilaporkan oleh beberapa lembaga. Di satu sisi Jawa Barat termasuk Kota Bandung sering dilaporkan oleh beberapa Lembaga penelitian, banyaknya kasus intoleransi dari tahun ke tahun. Di sisi lain upaya dari beberapa lembaga untuk mengubah wajah intoleransi menjadi toleransi masih terus berlangsung. Upaya mengubah wajah tersebut dilakukan pemerintah salah satunya melaui program toleransi. Program ini diharapkan agar bisa mempererat interaksi sosial yang harmonis di antara kelompok berbeda terutama perbedaan agama. Fenomena pembentukan kampung Toleransi secara formal oleh pemerintah tersebut merupakan gejala yang relatif baru. Kelompok Muslim, Kristen dan Buddha adalah kelompok yang menjadi subjek penelitiannya, karena ketiga kelompok ini yang bisa ditemui di kampung Toleransi Kota Bandung.