Pengantar Antropologi Agama
Keywords:
Antropologi, Agama, Budaya, ManusiaSynopsis
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh bapak Antropologi Indonesia, yaitu Koentjaraningrat melalui gagasannya yang tertuang dalam buku pengantar ilmu antropologi menyatakan bahwa budaya adalah cipta, karsa, dan karya dari kekuatan budi manusia. Budaya sebagai manifestasi pemikiran manusia dalam perjalanan sejarahnya menjadi ruh untuk menciptakan peradaban. Melalui budaya, terciptalah sebuah tatanan sistem nilai, etika moralitas, yang menjadi pegangan manusia dalam menjalankan kehidupannya. Agama merupakan salah satu sistem religi yang menjadi bagian penting dalam perkembangan kebudayaan. Agama juga menjadi salah satu hal yang sangat bernilai tinggi bagi Durkheim, dalam dinamisasi kebudayaan yang dikembangkan oleh manusia. Senada dengan pernyataan Clifford Geertz bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan. Dengan demikian, semakin menegaskan bahwa agama dan budaya tidak dapat dipisahkan. Melalui penelitiannya yang dilakukan cukup panjang di Mojokuto, salah satu wilayah di Jawa, Geertz menyebutkan bahwa dalam kajian antropologi agama, manusia selalu memiliki kecenderungan untuk melakukan simbolisasi atas hal apapun yang menyangkut permasalahan yang dihadapinya.
Agama dalam konteks kajian antropologi, merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang selalu disimbolisasikan oleh masyarakat, baik saat ini atau pun dahulu. Dengan kecenderungan manusia yang selalu menciptakan sistem symbol dalam kehidupannya, atas peran agama, membuat pembahasan antropologi dalam kancah humaniora, sangat kaya dan semakin beranekawarna. Sistem symbol dalam kehidupan masyarakat menjadi semacam kata kunci atau kode tertentu, yang membuat manusia perlu mempelajari lebih dalam apabila ingin mengekspresikan kebebasannya. Salah satu contoh sistem symbol yang menjadi kode budaya keberagamaan yang diulas dalam buku ini adalah tentang “jilbab”. Secara historis jilbab yang pada awalnya murni sebagai produk budaya orang-orang Mesopotamia, dalam perkembangannya mengalami sentuhan spiritual dari agama, dan menjadi budaya popular dengan sentuhan perkembangan trand yang perkembangannya didukung dengan teknologi dan media. Akan dianggap bukan bagian dari identitas agama tertentu bila tidak memakainya dan akan dianggap kuno bila jilbab tidak dibubuhi pernak-pernik dari budaya popular.
Buku ini menggunakan perspektif antropologi untuk memahami fakta keragaman agama, dinamika keagamaan, dan keragaman pengaruh budaya dalam praktik keberagamaan, seperti; sistem keyakinan, sistem symbol, civil religion, banalisasi agama dalam budaya popular berjilbab yang selalu beriringan dengan perkembangan zaman dan kebudayaan. Tentunya fenomena-fenomena yang ditampilkan dan diulas dalam buku ini cukup kontekstual dan lumrah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Semoga buku pengantar antropologi agama ini dapat membantu pembaca untuk memahami bagaimana konsep dasar antropologi agama. Selamat membaca!